Saturday, September 28, 2013

Tahapan dalam RIL (Reduce Impact Logging)



Pola Eksploitasi dalam RIL (Reduce Impact Logging)

1)    Inventarisasi dan pemetaan
Inventarisasi adalah suatu kegiatan survey pada petak tebangan sebelum dilaksanakannya penebangan dengan melakukan pengukuran pohon (diameter setinggi dada, tinggi pohon dan posisi pohon terhadap koordinat lokal) serta pengukuran data topografi lapangan yang berupa data helling pada setiap perubahan kontur. 
Pemetaan adalah kegiatan pengolahan data hasil inventarisasi menjadi bentuk sebuah peta yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk kegiatan perencanaan selanjutnya.
Inventarisasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi potensi berupa data pohon serta data topografi pada areal yang akan dilaksanakan penebangan, sebagai informasi awal yang akan di olah menjadi sebuah peta.
Pemetaan bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara visual tentang keadaan lokasi rencana tebangan yang berupa kontur, sebaran pohon, serta informasi geografis lainnya, sehingga dapat memudahkan para perencana untuk merencanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan penebangan.
Cara kerja
a.   Pengambilan data pohon
Kegiatan inventarisasi ini berupa pengambilan data lapangan berupa data pohon pada areal yang akan dilakukan penebangan.
Secara teknis inventarisasi ini adalah cruising 100% yang sering dilaksanakan oleh HPH,   data-data yang diperlukan adalah berupa diameter, jenis serta koordinat lokal pohon.
b.   Pengambilan data topografi
Data topografi yaitu dengan pengambilan data helling setiap perubahan kontur pada jalur cruising. Juga diperlukan data topografi baseline pada batas petak tebangan. Data helling baseline diambil pada setiap perubahan kontur dan mengitari petak tebang dengan searah jarum jam. Untuk keperluan perencanaan RIL ini akan diaplikasikan program Sistem Informasi Pohon dan Topografi (SIPTOP), dimana dengan program ini data pohon dan topografi tersebut akan diolah dan dihasilkan peta overlay sebaran pohon beserta topografinya.
2)        Perencanaan

Perencanaan dalam hal ini adalah  perancangan kegiatan penebangan berdasarkan peta yang dihasilkan dari kegiatan inventarisasi. Perencanaan yang dimaksud adalah rencana penempatan jalan cabang, TPn, jalur jalan sarad, kawasan lindung beserta buffer zone, lokasi jembatan dan gorong-gorong serta rencana arah rebah pohon.
Dari kegiatan perencanaan ini ditujukan agar dihasilkan suatu desain/rancangan rencana detail penebangan yang telah disepakati oleh semua seksi di camp, sehingga dapat dijadikan suatu pedoman dalam melaksanakan pekerjaan oleh masing-masing seksi.
Cara Kerja
·         Mempersiapkan peta SIPTOP areal yang akan dilaksanakan penebangan
·         Melakukan delineasi pada peta tersebut untuk jalan, jalan sarad, TPn dan   arah rebah pohon yang sesuai dengan rencana jaringan jalan sarad.
·         Melaksanakan penandaan di lapangan pada tempat-tempat yang telah dilakukan delineasi pada peta.
Peralatan yang diperlukan
-     Alat tulis menulis
-     Cat dan Kuas
-     Parang
-     Meteran , Kompas
3)                                        Pembukaan jalan cabang
Pembukaan jalan cabang adalah kegiatan konstruksi prasarana angkutan log (jalan) dari  TPn di dalam blok tebangan menuju jalan utama. Jalan cabang ini bisa untuk cuaca kering saja atau untuk segala cuaca tergantung kondisi yang diinginkan. Kondisi jalan harus mampu dilewati kendaraan berat pada kecepatan sedang selama berlangsungnya masa tebang.
Pembukaan jalan cabang bertujuan untuk memberikan fasilitas prasarana angkutan log dari TPn di dalam blok tebangan menuju lokasi-lokasi tempat penumpukan kayu di luar blok tebangan.
Cara kerja
·   Membuat konstruksi jalan cabang pada jalur-jalur yang telah direncanakan pada saat kegiatan perencanaan.
·   Pembukaan jalur jalan, yaitu kegiatan pemotongan dan pembersihan jalur jalan dari pohon/semak, tonggak-tonggak kayu serta akar-akar.   
·   Grading, adalah kegiatan konstruksi pada jalur jalan yang telah dibuka, kegiatan pokoknya adalah perataan badan jalan dengan memotong dan mengisi tanah pada jalur jalan yang bergelombang. Pengangkutan tanah biasanya menggunakan excavator dan buldozer untuk jarak pendek, dan menggunakan dump truck untuk jarak jauh.
·   Pemadatan, adalah sebuah proses meningkatkan kapasitas jalan untuk menerima beban yang akan melewatinya.
·   Pengerasan jalan, apabila jalan cabang dirancang untuk “all weather roads” maka diperlukan pengerasan jalan dengan menggunakan batu atau kerikil. Material pengerasan jalan ini biasanya diangkut dari tempat-tempat penggalian disekitar jalan yang sedang dibangun.
·   Penyempurnaan jalan dengan pembentukan bahu jalan menjadi miring, pembuatan saluran pembuangan air (drainage), instalasi gorong-gorong dll.
Peralatan yang diperlukan
·   Chain saw
·   Buldozer
·   Excavator
·   Motor grader
·   Compactor
·   Dump truck

4)                                        Penebangan dan pembagian batang
Penebangan adalah kegiatan pemotongan/perebahan pohon pada arah rebah yang telah ditentukan, beserta pembagian seksi batang (cross cutting) yang merupakan bagian dari suatu rangkaian kegiatan pemungutan kayu pada kegiatan operasional logging.
Tujuan penebangan dalam konsep RIL adalah untuk mendapatkan kayu atau log dengan kualitas yang baik,  mengutamakan keselamatan penebang,  tidak meninggalkan limbah yang terlalu banyak serta meminimalkan kerusakan lingkungan pada lokasi tebangan (tanah, air serta tegakan tinggal).
Cara Kerja
·   Penebangan dimulai sesuai dengan urutan penebangan yang telah direncanakan di atas peta, yaitu dengan mulai menebang pohon-pohon yang berada dekat dengan TPn.
·   Pemeriksaan keadaan lokasi penebangan, penentuan arah rebah pohon, persiapan tempat kerja, pembuatan jalur penyelamatan dan pemberi peringatan.
·   Pembuatan takik rebah dan takik balas pada tunggak serendah mungkin
·   Pembersihan batang dari cabang-cabang dan pemotongan tajuk pohon
·   Pembersihan batang dari banir pohon
·   Pengukuran dan pemotongan batang sesuai dengan permintaan perusahaan
·   Memasang nomor pohon pada tunggak dan pada ujung batang log
·   Menuju pohon lain yang akan ditebang.
Usahakan pada saat melaksanakan penebangan untuk menghindari:
1.   Pohon rebah memotong sungai atau masuk areal kawasan lindung
2.   Kerusakan yang berlebihan pada pohon inti, permudaan dan pohon yang dilindungi
Peralatan yang diperlukan
-  Chain saw
-  Bahan bakar
-  Pelumas
-  Baji
-  Helm pengaman
-  Masker/pelindung muka
5)        Pembukaan jalan sarad dan TPn

Pembukaan jalan sarad dan TPn adalah kegiatan pembersihan pohon dan semak yang akan menghalangi jalur jalan sarad atau lokasi TPn. Jalan sarad merupakan prasarana perlintasan kayu hasil penebangan yang sifatnya tidak permanen, sehingga jalan sarad dibuat sesederhana dan seminimal mungkin akan tetapi memadai untuk dipergunakan sebagai fasilitas keluarnya kayu hasil tebangan hingga berakhirnya kegiatan tebangan pada petak tersebut. Jalan sarad dan TPn dibuka berdasarkan perencanaan di atas peta dan mematuhi/mengikuti tanda-tanda yang diberikan di lapangan.
Tujuan pembukaan jalan sarad dan TPn adalah memberikan fasilitas kepada traktor penyarad untuk menarik kayu dari lokasi rebahnya pohon serta mengumpulkannya pada lokasi yang telah ditentukan.

Cara kerja

Merencanakan jalan sarad:
·   Jalan sarad didesain mengikuti kontur dan menuju kelompok-kelompok pohon panen
·   Jalan sarad harus menghindari daerah curam/jurang serta daerah lembab/paya
·   Jalan sarad harus menghindari sungai/kali/alur. Dan jika terpaksa harus dibuatkan jembatan penyeberangan sementara.
·   Jalan sarad didesain untuk dipergunakan seintensif mungkin
·   Jalan sarad tidak boleh masuk areal kawasan lindung dan daerah penyangganya
·   Lebar jalan sarad maksimum 4 meter.

Teknis pembuatan jalan sarad:
·   Chain saw man bergerak mendahului buldozer untuk menebang semua pohon dengan diameter 15 cm keatas yang berada pada jalur-jalur penyaradan atau lokasi TPn. Pemotongan batang pohon diusahakan serendah mungkin atau rata dengan tanah.
·   Traktor bergerak untuk mendorong dan membersihkan batang-batang kayu yang berada pada jalur penyaradan.
·   Pisau traktor diangkat dari permukaan tanah setinggi kurang lebih 0.5 m
·   Diusahakan seminimal mungkin untuk mendorong lapisan tanah pada jalur-jalur penyaradan.
Peralatan yang diperlukan
-  Kapak/parang
-  Chain saw
-  Traktor
6)                                        Penyaradan
Penyaradan merupakan aktivitas penarikan kayu dari lokasi rebahnya pohon menuju tempat-tempat pengumpulan kayu sementara (TPn), yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pemungutan kayu pada kegiatan operasional logging
Tujuan dari penyaradan dalam konteks RIL ini adalah mengumpulkan kayu hasil tebangan dari lokasi rebahnya pohon ke TPn dengan meminimalkan terbukanya lantai hutan dan kerusakan pada tegakan tinggal
Cara kerja
·   Operasi penyaradan dimulai setelah pembuatan jalan sarad dan penebangan selesai
·   Penyaradan dimulai dari batang kayu/log terdekat
·   Pembantu operator traktor memasang kabel pengikat pada log
·   Pembantu tersebut memberi kode kepada operator traktor untuk mengambil posisi winching
·   Pembantu operator menarik kabel winch dan mengaitkannya pada kabel pengikat pada log yang akan di winch
·   Pembantu operator pindah ke tempat yang aman dan memberi kode bahwa winching dapat dimulai
·   Pada waktu winching, traktor harus pada posisi diam dan tetap berada di jalan sarad
·   Setelah winching selesai, muatan log disarad di jalan sarad menuju TPn
·   Pembantu mencari log lain dengan bantuan peta pemanenan kayu.
Hal-hal yang harus dihindari pada saat melakukan penyaradan:
·   Melakukan penyaradan pada waktu hujan dan tanah masih basah
·   Traktor penyarad bergerak ke luar jalan sarad
·   Pada waktu menyarad, pisau traktor menyentuh/mengupas tanah dan melukai pohon di kiri-kanan jalan sarad
·   Traktor masuk ke dalam kawasan lindung
Peralatan yang diperlukan
-  Traktor type ?
-  Winch
-  Kabel pengikat log


7)        Pengulitan kayu (debarking) dan pemasangan paku “S”
Pengulitan kayu adalah kegiatan pengupasan kulit kayu pada log yang sudah ditebang dan berada di TPn yang berada di dalam blok tebangan.
Pemasangan paku S adalah pemasangan plat besi/plastik berbentuk huruf S pada kedua ujung log atau bontos.
Pengulitan kayu ini bertujuan agar kayu/log yang ditebang tidak diserang oleh serangga pengebor kayu (borer) sehingga kualitas kayu tidak menurun, seperti diketahui bahwa kulit kayu pada log merupakan tempat tinggal dan berbiak serangga pengebor kayu (borer) tersebut.
Pemasangan paku S ini bertujuan untuk menghindari semakin parahnya pecah ujung pada log, sehingga menurunkan kualitas log itu sendiri.
Cara kerja
Pengulitan kayu dilakukan oleh satu orang atau lebih pada sebatang log dengan menggunakan alat semacam linggis  yang bermata pipih dan lebar untuk mencongkel kulit kayu agar lepas dari batang/log. Pengulitan dilakukan dengan sistem prioritas: “first come first service” hanya khusus untuk kayu-kayu jenis Meranti.
Pemasangan paku S dilakukan oleh satu orang pada semua log di TPn yang mengalami gejala pecah ujung (split). Paku S dipukul dengan palu pada posisi melintang di bagian kayu yang retak/pecah.
Peralatan yang diperlukan
-  Linggis
-  Paku S
-  Palu
8)        Pengangkutan
Pengangkutan adalah merupakan rangkaian kegiatan transportasi kayu/log dari TPn di dalam blok tebangan dengan menggunakan logging truck menuju TPK atau logpond di luar blok tebangan.
Tujuan dari pengangkutan ini adalah untuk mengumpulkan log dari dalam blok tebangan menuju lokasi-lokasi penumpukan kayu/logpond/TPK diluar blok tebangan untuk menunggu tranportasi selanjutnya menuju industri pengolahan kayu (pabrik).
Cara kerja
·   Menentukan lokasi estafet bongkar muat log dari blok tebangan sampai log pond seefektif mungkin untuk penghematan biaya. 
·   Menggunakan sistem prioritas: “first come first out” untuk jenis-jenis yang kurang awet
·   Memuat log yang telah dikuliti dengan menggunakan loader ke atas logging truck sesuai dengan kapasitas dan kemampuan alat.
·   Menjalankan logging truck yang telah terisi log  menuju lokasi TPK yang telah ditentukan dan membongkar log pada TPK tersebut untuk transportasi selanjutnya.
Peralatan yang diperlukan
·   Loader type?
·   Logging truck type?
9)        Rehabilitasi paska panen
Rehabilitasi paska panen adalah serangkaian kegiatan pada areal bekas tebangan yang menitik beratkan pada kegiatan pembersihan alur-alur air atau badan air lainnya yang tersumbat oleh limbah penebangan (cabang, ranting, tanah dll), pemungutan sampah-sampah polutan (kaleng, plastik dll), serta penanaman kembali plot-plot tanah kosong atau perlu pengayaan/rehabilitasi jika diperlukan.
Rehabilitasi paska panen ini bertujuan untuk sedapat mungkin mencegah kerusakan yang lebih parah pada areal bekas tebangan tersebut, karena areal bekas tebangan tersebut masih merupakan aset kekayaan HPH untuk masa rotasi tebangan berikutnya.
Cara Kerja
1.      Pembersihan alur air dan badan air lainnya
·         Angkat semua sampah penebangan yang berupa cabang & ranting pohon serta timbunan material berupa tanah atau batu yang menyumbat aliran badan air dengan menggunakan alat Excavator.
2.      Pemungutan sampah polutan
·         Kumpulkan semua barang-barang bekas yang berbahan plastik, kaleng dan lain-lain ke dalam satu lubang lalu timbun lubang tersebut.  Atau mengumpulkan semua barang-barang bekas tersebut dan mengangkutnya kembali ke camp induk untuk proses daur ulang misalnya.

Peralatan yang diperlukan
·         Excavator
·         Karung untuk mengumpulkan kaleng, plastik dll
·         Parang
·         Cangkul
·         Linggis besar
·         Keranjang
·         Meteran
·         Ajir