Pola Eksploitasi dalam RIL (Reduce Impact Logging)
1) Inventarisasi
dan pemetaan
Inventarisasi adalah suatu kegiatan survey pada petak tebangan
sebelum dilaksanakannya penebangan dengan melakukan pengukuran pohon (diameter
setinggi dada, tinggi pohon dan posisi pohon terhadap koordinat lokal) serta
pengukuran data topografi lapangan yang berupa data helling pada setiap perubahan
kontur.
Pemetaan adalah kegiatan pengolahan data hasil
inventarisasi menjadi bentuk sebuah peta yang dapat dijadikan sebagai pedoman
untuk kegiatan perencanaan selanjutnya.
Inventarisasi ini bertujuan untuk mendapatkan informasi potensi
berupa data pohon serta data topografi pada areal yang akan dilaksanakan
penebangan, sebagai informasi awal yang akan di olah menjadi sebuah peta.
Pemetaan bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara
visual tentang keadaan lokasi rencana tebangan yang berupa kontur, sebaran
pohon, serta informasi geografis lainnya, sehingga dapat memudahkan para
perencana untuk merencanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan
penebangan.
Cara kerja
a.
Pengambilan data pohon
Kegiatan inventarisasi ini berupa pengambilan data
lapangan berupa data pohon pada areal yang akan dilakukan penebangan.
Secara teknis inventarisasi ini adalah cruising
100% yang sering dilaksanakan oleh HPH,
data-data yang diperlukan adalah berupa diameter, jenis serta koordinat
lokal pohon.
b.
Pengambilan data topografi
Data topografi yaitu dengan
pengambilan data helling setiap perubahan kontur pada jalur cruising. Juga
diperlukan data topografi baseline pada batas petak tebangan. Data helling
baseline diambil pada setiap perubahan kontur dan mengitari petak tebang dengan
searah jarum jam. Untuk keperluan perencanaan RIL ini akan diaplikasikan
program Sistem Informasi Pohon dan Topografi (SIPTOP), dimana dengan program
ini data pohon dan topografi tersebut akan diolah dan dihasilkan peta overlay
sebaran pohon beserta topografinya.
2)
Perencanaan
Perencanaan dalam hal ini adalah perancangan kegiatan penebangan berdasarkan
peta yang dihasilkan dari kegiatan inventarisasi. Perencanaan yang dimaksud
adalah rencana penempatan jalan cabang, TPn, jalur jalan sarad, kawasan lindung
beserta buffer zone, lokasi jembatan dan gorong-gorong serta rencana arah rebah
pohon.
Dari kegiatan perencanaan ini
ditujukan agar dihasilkan suatu desain/rancangan rencana detail penebangan yang
telah disepakati oleh semua seksi di camp, sehingga dapat dijadikan suatu
pedoman dalam melaksanakan pekerjaan oleh masing-masing seksi.
Cara Kerja
·
Mempersiapkan
peta SIPTOP areal yang akan dilaksanakan penebangan
·
Melakukan
delineasi pada peta tersebut untuk jalan, jalan sarad, TPn dan arah rebah pohon yang sesuai dengan rencana
jaringan jalan sarad.
·
Melaksanakan
penandaan di lapangan pada tempat-tempat yang telah dilakukan delineasi pada
peta.
Peralatan
yang diperlukan
- Alat
tulis menulis
- Cat
dan Kuas
- Parang
- Meteran
, Kompas
3)
Pembukaan
jalan cabang
Pembukaan jalan cabang adalah kegiatan
konstruksi prasarana angkutan log (jalan) dari
TPn di dalam blok tebangan menuju jalan utama. Jalan cabang ini bisa
untuk cuaca kering saja atau untuk segala cuaca tergantung kondisi yang diinginkan.
Kondisi jalan harus mampu dilewati kendaraan berat pada kecepatan sedang selama
berlangsungnya masa tebang.
Pembukaan jalan cabang bertujuan untuk
memberikan fasilitas prasarana angkutan log dari TPn di dalam blok tebangan
menuju lokasi-lokasi tempat penumpukan kayu di luar blok tebangan.
Cara
kerja
· Membuat konstruksi jalan cabang pada jalur-jalur
yang telah direncanakan pada saat kegiatan perencanaan.
· Pembukaan jalur jalan, yaitu kegiatan pemotongan dan pembersihan jalur
jalan dari pohon/semak, tonggak-tonggak kayu serta akar-akar.
· Grading, adalah kegiatan konstruksi pada jalur jalan yang telah dibuka, kegiatan
pokoknya adalah perataan badan jalan dengan memotong dan mengisi tanah pada
jalur jalan yang bergelombang. Pengangkutan tanah biasanya menggunakan
excavator dan buldozer untuk jarak pendek, dan menggunakan dump truck untuk
jarak jauh.
· Pemadatan, adalah sebuah proses meningkatkan kapasitas jalan untuk menerima beban
yang akan melewatinya.
· Pengerasan jalan, apabila jalan cabang dirancang untuk “all weather roads” maka diperlukan
pengerasan jalan dengan menggunakan batu atau kerikil. Material pengerasan
jalan ini biasanya diangkut dari tempat-tempat penggalian disekitar jalan yang
sedang dibangun.
· Penyempurnaan jalan dengan pembentukan bahu jalan menjadi miring,
pembuatan saluran pembuangan air (drainage), instalasi gorong-gorong dll.
Peralatan yang diperlukan
· Chain saw
· Buldozer
· Excavator
· Motor grader
· Compactor
· Dump truck
4)
Penebangan
dan pembagian batang
Penebangan adalah kegiatan pemotongan/perebahan
pohon pada arah rebah yang telah ditentukan, beserta pembagian seksi batang
(cross cutting) yang merupakan bagian dari suatu rangkaian kegiatan pemungutan
kayu pada kegiatan operasional logging.
Tujuan penebangan dalam konsep RIL
adalah untuk mendapatkan kayu atau log dengan kualitas yang baik, mengutamakan keselamatan penebang, tidak meninggalkan limbah yang terlalu banyak
serta meminimalkan kerusakan lingkungan pada lokasi tebangan (tanah, air serta
tegakan tinggal).
Cara Kerja
· Penebangan dimulai sesuai dengan urutan penebangan
yang telah direncanakan di atas peta, yaitu dengan mulai menebang pohon-pohon
yang berada dekat dengan TPn.
· Pemeriksaan keadaan lokasi penebangan, penentuan
arah rebah pohon, persiapan tempat kerja, pembuatan jalur penyelamatan dan
pemberi peringatan.
· Pembuatan takik rebah dan takik balas pada tunggak
serendah mungkin
· Pembersihan batang dari cabang-cabang dan
pemotongan tajuk pohon
· Pembersihan batang dari banir pohon
· Pengukuran dan pemotongan batang sesuai dengan
permintaan perusahaan
· Memasang nomor pohon pada tunggak dan pada ujung
batang log
· Menuju pohon lain yang akan ditebang.
Usahakan pada saat melaksanakan
penebangan untuk menghindari:
1. Pohon
rebah memotong sungai atau masuk areal kawasan lindung
2. Kerusakan
yang berlebihan pada pohon inti, permudaan dan pohon yang dilindungi
Peralatan yang
diperlukan
- Chain
saw
- Bahan
bakar
- Pelumas
- Baji
- Helm
pengaman
- Masker/pelindung
muka
5)
Pembukaan
jalan sarad dan TPn
Pembukaan jalan sarad dan TPn adalah
kegiatan pembersihan pohon dan semak yang akan menghalangi jalur jalan sarad
atau lokasi TPn. Jalan sarad merupakan prasarana perlintasan kayu hasil
penebangan yang sifatnya tidak permanen, sehingga jalan sarad dibuat sesederhana
dan seminimal mungkin akan tetapi memadai untuk dipergunakan sebagai fasilitas
keluarnya kayu hasil tebangan hingga berakhirnya kegiatan tebangan pada petak
tersebut. Jalan sarad dan TPn dibuka berdasarkan perencanaan di atas peta dan
mematuhi/mengikuti tanda-tanda yang diberikan di lapangan.
Tujuan pembukaan jalan sarad dan TPn
adalah memberikan fasilitas kepada traktor penyarad untuk menarik kayu dari
lokasi rebahnya pohon serta mengumpulkannya pada lokasi yang telah ditentukan.
Cara
kerja
Merencanakan
jalan sarad:
· Jalan sarad didesain mengikuti kontur dan menuju kelompok-kelompok pohon panen
· Jalan sarad harus menghindari daerah curam/jurang
serta daerah lembab/paya
· Jalan sarad harus menghindari sungai/kali/alur.
Dan jika terpaksa harus dibuatkan jembatan penyeberangan sementara.
· Jalan sarad didesain untuk dipergunakan seintensif
mungkin
· Jalan sarad tidak boleh masuk areal kawasan
lindung dan daerah penyangganya
· Lebar jalan sarad maksimum 4 meter.
Teknis pembuatan
jalan sarad:
· Chain saw man bergerak mendahului buldozer untuk
menebang semua pohon dengan diameter 15 cm keatas yang berada pada jalur-jalur
penyaradan atau lokasi TPn. Pemotongan batang pohon diusahakan serendah mungkin
atau rata dengan tanah.
· Traktor bergerak untuk mendorong dan membersihkan
batang-batang kayu yang berada pada jalur penyaradan.
· Pisau traktor diangkat dari permukaan tanah
setinggi kurang lebih 0.5 m
· Diusahakan seminimal mungkin untuk mendorong
lapisan tanah pada jalur-jalur penyaradan.
Peralatan yang
diperlukan
- Kapak/parang
- Chain
saw
- Traktor
6)
Penyaradan
Penyaradan merupakan aktivitas penarikan kayu dari
lokasi rebahnya pohon menuju tempat-tempat pengumpulan kayu sementara (TPn),
yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan pemungutan kayu pada kegiatan
operasional logging
Tujuan dari penyaradan dalam konteks RIL ini
adalah mengumpulkan kayu hasil tebangan dari lokasi rebahnya pohon ke TPn
dengan meminimalkan terbukanya lantai hutan dan kerusakan pada tegakan tinggal
Cara kerja
· Operasi penyaradan dimulai setelah pembuatan jalan
sarad dan penebangan selesai
· Penyaradan dimulai dari batang kayu/log terdekat
· Pembantu operator traktor memasang kabel pengikat
pada log
· Pembantu tersebut memberi kode kepada operator
traktor untuk mengambil posisi winching
· Pembantu operator menarik kabel winch dan
mengaitkannya pada kabel pengikat pada log yang akan di winch
· Pembantu operator pindah ke tempat yang aman dan
memberi kode bahwa winching dapat dimulai
· Pada
waktu winching, traktor harus pada posisi diam dan tetap berada di jalan sarad
· Setelah winching selesai, muatan log disarad di
jalan sarad menuju TPn
· Pembantu mencari log lain dengan bantuan peta
pemanenan kayu.
Hal-hal yang harus dihindari pada saat melakukan
penyaradan:
· Melakukan penyaradan pada waktu hujan dan tanah
masih basah
· Traktor penyarad bergerak ke luar jalan sarad
· Pada waktu menyarad, pisau traktor
menyentuh/mengupas tanah dan melukai pohon di kiri-kanan jalan sarad
· Traktor masuk ke dalam kawasan lindung
Peralatan yang
diperlukan
- Traktor
type ?
- Winch
- Kabel
pengikat log
7)
Pengulitan
kayu (debarking) dan pemasangan paku “S”
Pengulitan kayu adalah kegiatan pengupasan kulit
kayu pada log yang sudah ditebang dan berada di TPn yang berada di dalam blok
tebangan.
Pemasangan paku S adalah pemasangan plat
besi/plastik berbentuk huruf S pada kedua ujung log atau bontos.
Pengulitan kayu ini bertujuan agar kayu/log yang
ditebang tidak diserang oleh serangga pengebor kayu (borer) sehingga kualitas
kayu tidak menurun, seperti diketahui bahwa kulit kayu pada log merupakan
tempat tinggal dan berbiak serangga pengebor kayu (borer) tersebut.
Pemasangan paku S ini bertujuan untuk menghindari
semakin parahnya pecah ujung pada log, sehingga menurunkan kualitas log itu
sendiri.
Cara kerja
Pengulitan kayu dilakukan oleh satu orang atau
lebih pada sebatang log dengan menggunakan alat semacam linggis yang bermata pipih dan lebar untuk mencongkel
kulit kayu agar lepas dari batang/log. Pengulitan dilakukan dengan sistem
prioritas: “first come first service” hanya khusus untuk
kayu-kayu jenis Meranti.
Pemasangan paku S dilakukan oleh satu orang pada
semua log di TPn yang mengalami gejala pecah ujung (split). Paku S dipukul
dengan palu pada posisi melintang di bagian kayu yang retak/pecah.
Peralatan yang diperlukan
- Linggis
- Paku
S
- Palu
8)
Pengangkutan
Pengangkutan adalah merupakan rangkaian kegiatan
transportasi kayu/log dari TPn di dalam blok tebangan dengan menggunakan
logging truck menuju TPK atau logpond di luar blok tebangan.
Tujuan dari pengangkutan ini adalah untuk
mengumpulkan log dari dalam blok tebangan menuju lokasi-lokasi penumpukan
kayu/logpond/TPK diluar blok tebangan untuk menunggu tranportasi selanjutnya
menuju industri pengolahan kayu (pabrik).
Cara kerja
· Menentukan lokasi estafet bongkar muat log dari
blok tebangan sampai log pond seefektif mungkin untuk penghematan biaya.
· Menggunakan sistem prioritas: “first come first
out” untuk jenis-jenis yang kurang awet
· Memuat log yang telah dikuliti dengan menggunakan
loader ke atas logging truck sesuai dengan kapasitas dan kemampuan alat.
· Menjalankan logging truck yang telah terisi log menuju lokasi TPK yang telah ditentukan dan
membongkar log pada TPK tersebut untuk transportasi selanjutnya.
Peralatan yang diperlukan
· Loader type?
· Logging truck type?
9)
Rehabilitasi
paska panen
Rehabilitasi paska panen adalah serangkaian
kegiatan pada areal bekas tebangan yang menitik beratkan pada kegiatan
pembersihan alur-alur air atau badan air lainnya yang tersumbat oleh limbah
penebangan (cabang, ranting, tanah dll), pemungutan sampah-sampah polutan
(kaleng, plastik dll), serta penanaman kembali plot-plot tanah kosong atau
perlu pengayaan/rehabilitasi jika diperlukan.
Rehabilitasi paska panen ini bertujuan untuk
sedapat mungkin mencegah kerusakan yang lebih parah pada areal bekas tebangan
tersebut, karena areal bekas tebangan tersebut masih merupakan aset kekayaan
HPH untuk masa rotasi tebangan berikutnya.
Cara Kerja
1. Pembersihan alur air dan badan air lainnya
·
Angkat semua
sampah penebangan yang berupa cabang & ranting pohon serta timbunan
material berupa tanah atau batu yang menyumbat aliran badan air dengan
menggunakan alat Excavator.
2. Pemungutan sampah polutan
·
Kumpulkan
semua barang-barang bekas yang berbahan plastik, kaleng dan lain-lain ke dalam
satu lubang lalu timbun lubang tersebut.
Atau mengumpulkan semua barang-barang bekas tersebut dan mengangkutnya
kembali ke camp induk untuk proses daur ulang misalnya.
Peralatan yang diperlukan
·
Excavator
·
Karung untuk
mengumpulkan kaleng, plastik dll
·
Parang
·
Cangkul
·
Linggis besar
·
Keranjang
·
Meteran
·
Ajir