Sunday, January 19, 2014

makalah keberhasilan reboisasi di manokwari

ABSTRAK


Penghutanan  kembali atau Reboisasi adalah penanaman hutan kembali. Reboisasi merupakan kegiatan untuk menanam tanaman di hutan, karena tanaman di hutan telah habis, biasanya akibat deforestisasi atau penggundulan hutan akibat kegiatan manusia. Adapun tujuan reboisasi dan rehabilitasi hutan adalah sebagai 1.) Meningkatkan kelestarian hutan, tanah, dan air. 2.) Memperluas persediaan sumber bahan baku yang berharga bagi masyarakat. 3.) Menyelamatkan hasil usaha pembangunan di bidang pengairan. Manfaat dari reboisasi adalah untuk Mengurangi erosi, Pelestraian kesuburan lahan sekitar, Kenaikan penyerapan kadar air tanah, Perlindungan cekungan air tanah, Restorasi keanekaragaman hayati, Pencegahan banjir, perlindungan terhadap longsor, Pemanfaatan kayu, buah, dan Penangkapan dan penyimpanan co2. Adapun Faktor yang mendukung keberhailan  penghutanan kembali yaitu Perencanaan yang optimal, Penentuan lokasi dan luas areal, Penyesuaian jenis tanaman. Dan ada faktor yang menghambat yaitu Lingkungan, Ketidak sesuaian jenis yang akan di tanam, Hama dan penyakit, Ketersedian bibit, Waktu penanaman. Dari pengujian dibawah menunjukan kemungkinan suatu prospek yang baik bagi tanaman jati dengan jarak tanam 3 x 2 m karena kemungkinan tanaman yang hidup menjadi lebih banyak dan diperoleh tanaman dengan diameter batang yang lebih besar. Menurut Smith (1962) yang dikutip Syafii Manan (1979), mengatakan bahwa campur tangan manusia diperlukan dalam proses alami perkembangan hutan,karena hutan tanpa pengolahan atau salah tidak akan menghassilkan produk macam jumlah dan nilai yang semestinya.
            Pada dasarnya kegiatan reboisasi tersebut dapat dikatakan berhasil, hal tersebut didasarkan atas ketentuan Direktorat Reboisasi dan Penghijauan bahwa dapat dikatakan berhasil bila presentase tumbuh tanaman yang diusahakam minimum sebesar 45 persen.

 PENDAHULUAN

Latar Belakang

Telah habisnya tumbuhan yang ada di suatu kawasan hutan  sehingga hutan menjadi gundul dan mudah terdegradasi. Oleh karena kondisi yang seperti ini sangat di perlukannya penghutanan kembali atau yang biasanya disebut juga dengan reboisasi/ pemulihan hutan.
Penghutanan adalah Reboisasi (bahasa Inggris: reforestation) adalah penanaman kembali hutan yang telah ditebang (tandus, gundul).
Penghutanan  kembali atau Reboisasi adalah penanaman hutan kembali. Reboisasi merupakan kegiatan untuk menanam tanaman di hutan, karena tanaman di hutan telah habis, biasanya akibat deforestisasi atau penggundulan hutan akibat kegiatan manusia.
Reboisasi berarti penanaman pohon di hutan dengan tujuan mengembalikan hutan seperti sedia kala yang penuh dengan tanaman, reboisasi sering juga disebut sebagai pemulihan hutan. Daerah reboisasi sebelumnya ditanami hutan, disebut sebagai reforestasi .

Tujuan

Tujuan reboisasi dan rehabilitasi hutan adalah sebagai berikut :
·         Meningkatkan kelestarian hutan, tanah, dan air
·         Memperluas persediaan sumber bahan baku yang berharga bagi masyarakat.
·         Menyelamatkan hasil usaha pembangunan di bidang pengairan.
Manfaat
  1. Mengurangi erosi.
  2. Pelestraian kesuburan lahan sekitar.
  3. Kenaikan penyerapan kadar air tanah.
  4. Perlindungan cekungan air tanah.
  5. Restorasi keanekaragaman hayati.
  6. Pencegahan banjir.
  7. perlindungan terhadap longsor.
  8. Pemanfaatan kayu, buah dll.
  9. Penangkapan dan penyimpanan co2

 PEMBAHASAN

Pengertian Reboisasi

Adalah penanaman kembali hutan yang telah di tebang (tandus, gundul). Reboisasi berguna untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan menyerap polusi dan debu dari udara, membangun kembali habitat dan ekosistem alam, mencegah pemanasan global dengan menangkap karbo dioksida dari udara, serta dimanfaatkan hasilnya (terutama kayu).
Sebab-Sebab Kenapa Harus Melakukan Reboisasi
1. Melestarikan sumber daya alam
    Unsur tata lingkungan biofisik yang nyata dan berpotensi untuk memenuhi kebutuhanmanusia demi     mempertahankan kelangsungan hidupnya.  Maka tindakan eksploitasi harus harus disertai dengan       norma-norma pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam.
2. Pencemaran Lingkungan
    Pencemaran lingkungan hidup harus menjadi perhatian yang serius di erra saat ini, meningkatnya kegiatan industri seperti pertambangan telah banyak mengganggu ekosistem hidup. Maka dari itu kita harus melakukan reboisasi.
3. Untuk meningkatkan Sumber Daya Alam dan Melestarikan
4. Untuk melestarikan hutan dan mencegah adanya banjir
Cara-Cara Melakukan Reboisasi
Pengolahan sumber daya alam mencakup beberapa upaya yang dilakukan secara terpadu dan bertahap. Upaya ini disebut sebagai upaya terpadu karena dalam pengelolahan terhadap beberapa kegiatan yang dilakukan bersama-sama yaitu melakukan reboisasi. Berikut cara-cara melakukan reboisasi :
1. Pemanfaatan lingkungan
2. Pengendalian lingkungan
3. Pengawasan lingkungan
4. Kegiatan pemulihan
5. Dan kegiatan pengembangan lingkungan
Setelah semua itu dilakukan, baru kita melakukan reboisasi atau yang biasa kita sebut dengan penanaman pohon.
Manfaat Reboisasi
1. Mencegah keseimbangan alam
2. Mencegah terjadinya banjir
3. Mencegah global warming
Perkembangan Reboisasi di Lingkungan Sekitar
Sejauh ini yang kita lihat disekitar kita, sudah banyak yang melakukan penanaman pohon, seperti di sekolah-sekolah atau pun di tempat lain. Usaha melestarikan lingkungan dari pengaruh dampak pembangunan adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengolahan lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan lingkungan akibat suatu pembangunan proyek. Pengolahan yang baik menjaga ekosistem dengan mencegah berlangsungnya pembangunan, sebab pembangunan itu perlu untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Jadi, yang penting disini adalah membangun dengan berdasarkan wawasan lingkungan bukan membangun yang berdasarkan wawasan ekonomi semata saja. Sesuai dengan dampak yang di duga akan terjadi, maka di tetapkan cara pengelolahan yang akan dilakukan agar tepat guna. Teknologi yang akan digunakan, ditentukan berdasarkan prinsif efektif, efisien dan biaya murahan agar dapat ditanggung dari hasil proyek tanpa harus menderita kerugian. Tujuan dari pengelolahan lingkungan disini terutama mencegah kemunduran populasi sumber daya alam yang dikelola dan sumber daya alam lainnya yang ada disekitarnya dan mencegah pencemaran limbah /polutan yang membahayakan. Maka dari itu mulai sekarang mari kita jaga lingkungan hidup ini dengan cara tingkatkan penanaman pohon.
Terdapat 2 Faktor Yang Mendukung Keberhasilan Penghutanan Kembali /Reboisasi Yaitu
1.      Faktor yang mendukung keberhailan  penghutanan kembali :
·         Perencanaan yang optimal.
·         Penentuan lokasi dan luas areal.
·         Penyesuaian jenis tanaman.

a.       Perencanaan yang optimal meliputi :
·         Target luas (letak/lokasi,peta kerja skala 1:10.000 atau 1:20.000).
·         Jenis dan jumlah tanaman untuk pemeliharaan T+1 dan T+2
·         Pembiayaan (dituangkan dalam rencana anggaran biaya)
·         Ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja
·         Pengangkutan bibit (termasuk mekanisme/prosespengangkutan bibit dari tempat pembibitan-penampungan sementara-lokasi penanaman).
·         Pengadaan sarana dan pembukaan tanaman
·         Organisasi pelaksana pembuatan tanaman
·         Pemasangan ajir pada areal(lubang) tanaman yang telah dibuat sesuai penyebaran tanaman
·         Model rehabilitasi dapat dilaksanakan melalui polacemplongan/piringan jalur dll
b.      Contoh Penyesuaian Jenis Tanaman Reboisasi
Jenis tanaman kehutanan yang sudah ditanam pada proyek reboisasi di hutan lindung Wosi-Rendani terdiri dari Albizia falcataria dengan luas tanama 1 hektar, Palaquium spp 1 ha, Caliandra spp 0,25 ha dan Tectona grandis L.f seluas 1 ha.

2.      Faktor yang menghambat:
·         Lingkungan
·         Ketidak sesuaian jenis yang akan di tanam
·         Hama dan penyakit
·         Ketersedian bibit
·         Waktu penanaman

CONTOH HASIL KEBERHASILAN PROYEK REBOISASI TANAMAN JATI (TECTONA GRANDIS) DI HUTAN LINDUNG WOSI-RENDANI KAB. MANOKWARI.
Diambil dari skripsi (Winduadjie,Gembong. 108. Keberhasilan Tanaman Jati (Tectona grandis L.F.) di Proyek Reboisasi Hutan Lindung Hidrologis Wosi-Rendani Manokwari. Faperta Uncen (Jurusan Kehutanan). Manokwari. )
Dari hasil pengamatan di lapangan dan perhitungannya maka persentase tanaman jati yang hidup dan yang mati untuk masing-masing jarak tanam dan tahun tanam dapat dilihat pada tabel di baawah ini.
Tahun tanam
Jarak tanam (m)
Luas (ha)
Hidup
Mati
Jumlah tanaman
Hidup (%)
Mati (%)
Jumlah (%)
1977
3 x 1
0,69
1539
791
2330
66,05
33,95
100
1977
3 x 2
0,55
764
153
917
83,32
16,68
100
1979
3 x 3
0,71
1511
864
2375
63,62
36,38
100
Tabel di atas menunjukan bahwa persentase tanaman jati yang hidup tertinggi terdapat pada pertanaman dengan jarak tanam 3 m x 2 m pada tahun 1977 yaitu sebesar 83,32 persen.
Dari uji chi aquare terhadap jumlah tanaman yang hidup dan yang mati, di mana dibandingkan dua jarak tanam yang beerbeda (3m x 1m ddan 3m x 2m) dalam tahun yang sama (1977), diperoleh nilai X².₀₅₍₁₎ = 3,84 maka Ho di terima. Ini berarti bahwa jarak tanam 3 x 2 m lebih baik dibanding dengan jarak tanam 3 x 1 m. Uji ini dilakukan pula terhadap jarak tanam sama (3 x 1 m) dan dalam tahun tanam berbeda (1977 dan 1979), terlihat bawa nilai X². = 3,05. Nilai ini ternyata lebih kecil dibandingkan X².₀₅₍₁₎ = 3,84 maka Ho di tolak. Ini berarti keadaan tingkat pertumbuhan tanaman dengan jarak tanam 3 x 1 m n baik yang ditanam tahun 1977 maupun 1979 secara statistik tidak menunjukan perbedaan.
Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman jati digunakan parameter batang. Hasil pengukuran diameter batang disajikan dalam tabel
Rata-rata diameter batangdari kelas interval diameter batang menurut tahun tanam dan jarak tanam.
Tahu tanam
Jarak tanam (m)
Rata-rata diameter batang dan kelas interval diameter batang (m)
1977
3 x 1
7,66 ± 3,22
1977
3 x 2
10,10 ± 3,35
1979
3 x 1
5,31 ± 2,37

Dengan menggunakan uji-t, diketahui bahwa diameter batang terbesar diperoleh pada jarak tanama 3 m x 2 m, yang berbeda nyata dengan diameter batang pada jarak tanam 3 m x 1 m. Di antara jarak tanam 3 m x 1 m, baik yang di tanam tahun 1977 maupun tahun 1979 besar diameter batang berbeda secara sangat nyata.
Dari pengujian diatas menunjukan kemungkinan suatu prospek yang baik bagi tanaman jati dengan jarak tanam 3 x 2 m karena kemungkinan tanaman yang hidup menjadi lebih banyak dan diperoleh tanaman dengan diameter batang yang lebih besar. Hal ini menunjukan pula bahwa dengan jarak tanam tersebut persaingan antara tanaman-tanman jati sendiri berkurang. Salah satu penyebab kematian tanamanreboisasi dan penghijauan adalah persaingan gulma yang cukup kuat di samping adanya semak belukar. Menurut Smith (1962) yang dikutip Syafii Manan (1979), mengatakan bahwa campur tangan manusia diperlukan dalam proses alami perkembangan hutan,karena hutan tanpa pengolahan atau salah tidak akan menghassilkan produk macam jumlah dan nilai yang semestinya.
Pada dasarnya kegiatan reboisasi tersebut dapat dikatakan berhasil, hal tersebut didasarkan atas ketentuan Direktorat Reboisasi dan Penghijauan bahwa dapat dikatakan berhasil bila presentase tumbuh tanaman yang diusahakam minimum sebesar 45 persen.

KESIMPULAN

Ø  Tanaman jati di proyek reboisasi hutan lindung wosi – rendani menunjukkan keberhasilan tumbuh pada umur 6 tahun (tahun tanam 1977), di mana tanaman jati dengan jarak tanam 3 x 2 m memberikan persentase tumbuh sebesar 83,33 persen sedangkan untuk jarak tanam 3 x 1 m persentase tumbuhnya 66,05 persen. Pada umur 4 tahun dengan tahun tanam yang berbeda (1979) tanaman jati dengan jarak tanam 3 x 1 m persentase tumbuhnya 63,02 persen.

Ø  Persentase tumbuh tanaman jati pada jarak tanam 3 x 2 lebih besar dibandingkan dengan persentase tumbuh tanaman jati pada jarak tanam 3 x 1 m.

Ø  Diperlukannya penghutanan kembali pada suatu hutan gundul untuk meningkatkan nilai ekologis dan ekonomis pada lahan tersebut.

Ø  Diperlukan kesesuaian jenis tanaman pada suatu lahan tertentu.

Ø  Untuk mendapatkan kberhasilan penghutanan kembali, dalam pelaksanaan harus memiliki perencanaan yang matang, penyesuaian jenis tanaman dengan lingkungan dll.

 DAFTAR PUSTAKA

Diambil dari skripsi (Winduadjie,Gembong. 108. Keberhasilan Tanaman Jati (Tectona grandis L.F.) di Proyek Reboisasi Hutan Lindung Hidrologis Wosi-Rendani Manokwari. Faperta Uncen (Jurusan Kehutanan). Manokwari. )
http://iarifwidodo.blogspot.com/2012/11/reboisasi-hutan.html diambil pada hari sabtu,1 juni 2013 jam 04.21
http://fitrapurnamaagung.blogspot.com/2012/05/pembahasan-ke-2.html diuploadtanggal 1 juni 2013 pukul 4.53