Pengaruh Hutan dan Pengelolaan DAS
A.
Beberapa pengertian tentang debit air
A.
Beberapa pengertian tentang debit air
Air merupakan pokok bagi kehidupan dan secara keseluruhan
mendominasi komposisi kimia dari semua organisme. Terdapatnya dimana-mana dalam
biota sebagai tumbuhan metabolisme biokimia dan mempunyai sifat kimia serta
fisika yang unik.
Perairan umum merupakan bagian permukaan bumi yang secara
permanen berkala digenangi air, baik air tawar, payau, atau laut yang dihitung
dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut
terbentuk secara alami maupun buatan (Dinas
Perikanan Tingkat 1 Propinsi Riau, 1997). Dari hasil pengamatan yang
dilakukan bahwa debit air dapat diukur dengan berbagai metode diantaranya
yaitu: Emboys Float Method, Rectangular Weir, 90 Notch Weir, cara kecepatan
luas ( Sihotang, 2006). Debit air adalah jumlah air yang
mengalir dari suatu penampang tertentu ( sungai/ saluran/ mata air) persatuan
waktu (ltr/dtk, m3/dtk, dm3/dtk).
Pemilihan lokasi pengukuran
debit air dapat dilakukan di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari
pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, dan
aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (Sihotang, Asmika dan Efawani, 2006).
Pemilihan lokasi pengukuran debit air dapat dilakukan di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang sungai, tidak ada tumbuhan air, aliran tidak turbulen, dan aliran tidak melimpah melewati tebing sungai (Sihotang, Asmika dan Efawani, 2006).
B.
Pengaruh hutan terhadap debit air
B.
Pengaruh hutan terhadap debit air
Hutan sangat berpengaruh terhadap debit air
di sungai, di mana apabila hutan di sekitar sungai rusak sudah pasti tempat
untuk menahan arus sungai yang diakibatkan pertambahan volume air yang terjadi
karena hujan yang deras maka akan terjadi erosi terhadap tanah yang menyebabkan
lebarnya badan sungai tetapi dangkal ke dalam sungai tersebut. Sehingga kita harus
menjaga hutan agar volume air yang naik karena hujan dapat di cegah atau di
tahan oleh daya serap hutan yang masih baik. Hutan yang baik itu meliputi Lapisan humus inilah yang sangat bermanfaat dalam memperkaya
kandungan hara tanah serta memperbaiki struktur tanah. Tanah yang kaya
kandungan hara serta baik struktur tanahnya dapat memperbesar : (1) kapasitas
tanah dalam menahan air (2) dapat memperbaiki kelembaban tanah dan infiltrasi
air ke dalam tanah (3) humus juga dapat melenyapkan energi kinetis air hujan
(4) menghambat penguapan air dari permukaan tanah serta (5) dapat menghambat
aliran permukaan sehingga dapat mencegah erosi.
C.
Teknik mengukur debit air
C.
Teknik mengukur debit air
Dalam mengukur debit air ini terdapat 2 cara yang
digunakan untuk menghitung debit air:
- Pertama, dengan
menggunakan metode float emboys. Tancapkan 6 buah batang kayu menjadi 2 banjar
atau 3 shaf, kemudian tentukan lebar rata – rata (W). Hitung kedalaman air pada
masing – masing shaf diantara batang kayu, kemudian tentukan kedalaman rata – rata
(D). Perhatikan dasar perairan, kemudian tentukan konstanta perairan (A).
Hitung jarak yang ditempuh bola ping-pong (L) dan hanyutkan bola ping-pong
sambil menghitung berapa waktu yang di tempuh oleh bola ping-pong pada jarak
yang telah ditetapkan (T). Hitung dengan rumus R=WDAL/T.
- Kedua, dengan menggunakan
papan celah (weir). Pada praktikum ini, papan celah yang digunakan adalah
tapesium weir (papan bercelah trapesium). Letakkan papan celah hingga dasar
celah terendam air. Hitung lah lebar dasar celah (L). Hitung tinggi dasar celah
singga permukaan air (h) kemudian h dikali 4, maka kemudian diperoleh H.
Setelah itu ukur jarak antara dasar celah hingga kedepan papan celah sepanjang
H dan hitung kedalaman dari jarak yang didapat, maka kedalaman itulah yang
digunakan (H).
- Pertama, dengan menggunakan metode float emboys. Tancapkan 6 buah batang kayu menjadi 2 banjar atau 3 shaf, kemudian tentukan lebar rata – rata (W). Hitung kedalaman air pada masing – masing shaf diantara batang kayu, kemudian tentukan kedalaman rata – rata (D). Perhatikan dasar perairan, kemudian tentukan konstanta perairan (A). Hitung jarak yang ditempuh bola ping-pong (L) dan hanyutkan bola ping-pong sambil menghitung berapa waktu yang di tempuh oleh bola ping-pong pada jarak yang telah ditetapkan (T). Hitung dengan rumus R=WDAL/T.
- Kedua, dengan menggunakan papan celah (weir). Pada praktikum ini, papan celah yang digunakan adalah tapesium weir (papan bercelah trapesium). Letakkan papan celah hingga dasar celah terendam air. Hitung lah lebar dasar celah (L). Hitung tinggi dasar celah singga permukaan air (h) kemudian h dikali 4, maka kemudian diperoleh H. Setelah itu ukur jarak antara dasar celah hingga kedepan papan celah sepanjang H dan hitung kedalaman dari jarak yang didapat, maka kedalaman itulah yang digunakan (H).
Cara menghitungnya adalah sebagai berikut :
Cara menghitungnya adalah sebagai berikut :
Ket :
R : Debit air (m3/dtk)
Ket : R : Debit air (m3/dtk)
W : Rata-rata lebar (m)
D : Rata-rata kedalaman (m)
A : Konstanta perairan
|
L : Jarak yang ditempuh pelampung (m)
T : Waktu (detik)
|
Dik
:
W1= 0,99
W2= 1,05
W3= 0,98
D1= 0,6
D2= 0,54
|
D3= 0,81
L= 300 cm
T= 34 detik
A= 0,8 ( Berpasir )
|
Dit :R...?
W= W1 + W2 + W3
0,99 +1,05 +0,98/3=3,02
D= D1 + D2 + D3
D=0,6+0,54+0,81=1,95
R=
3,02m*1,95m*3m*0,8/34
R=0, 41 m/s
|