A. Pengertian Mikoriza
Lingkungan tanah merupakan
lingkungan yang terdiri dari gabungan antara lingkungan abiotik dan lingkungan
biotik. gabungan dari kedua lingkungan ini menghasilkan suatu wilayah yang
dapat dijadikan sebagai tempat tinggal bagi beberapa jenis makhluk hidup, salah
satunya adalah mesofauna tanah. Tanah dapat didefinisikan sebagai medium alami
untuk pertumbuhan tanaman yang tersusun atas mineral, bahan organik, dan
organisme hidup. Kegiatan biologis seperti pertumbuhan akar dan metabolisme
mikroba dalam tanah berperan dalam membentuk tekstur dan kesuburannya. Akar
tanaman biasanya mengalami simbiosis dengan organisme lain. Mikoriza adalah
jamur yang hidup secara bersimbiosis dengan sistem perakaran tanaman tingkat
tinggi. Walau ada juga yang bersimbiosis dengan rizoid (akar semu) jamur.
Istilah Mikoriza berasal
dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan Riza yang berarti Akar tanaman jadi
secara harifiah mikoriza memiliki arti akar jamur atau akar yang diliputi oleh
jamur. Asosiasi simbiotik antara jamur dengan akar tanaman yang membentuk
jalinan interaksi yang kompleks dikenal dengan mikoriza yang biasa disebut juga
“akar jamur”. Struktur yang terbentuk dari asosiasi ini tersusun secara
beraturan dan memperlihatkan spektrum yang sangat luas baik dalam hal tanaman
inang, jenis cendawan maupun penyebarannya. Mikoriza merupakan suatu struktur
yang khas yang mencerminkan adanya interaksi fungsional yang saling
menguntungkan antara suatu tumbuhan tertentu dengan satu atau lebih galur
mikobion dalam ruang dan waktu.
B. Ekologi Mikoriza dan Simbiosisnya
dengan Tanaman
Secara umum mikoriza hidup
di daerah tropika. Kondisi lingkungan tanah yang cocok untuk perkecambahan biji
juga cocok untuk perkecambahan spora mikoriza. Demikian pula kindisi edafik
yang dapat mendorong pertumbuhan akar juga sesuai untuk perkembangan hifa.
Jamur mikoriza mempenetrasi epidermis akar melalui tekanan mekanis dan aktivitas
enzim, yang selanjutnya tumbuh menuju korteks.
Pertumbuhan hifa secara
eksternal terjadi jika hifa internal tumbuh dari korteks melalui epidermis.
Pertumbuhan hifa secara eksternal tersebut terus berlangsung sampai tidak
memungkinnya untuk terjadi pertumbuhan lagi. Bagi jamur mikoriza, hifa
eksternal berfungsi mendukung fungsi reproduksi serta untuk transportasi karbon
serta hara lainnya kedalam spora, selain fungsinya untuk menyerap unsur hara
dari dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman.
Asosiasi simbiotik antara
akar tanaman dengan jamur mikoriza menyebabkan terbentuknya luas serapan yang
lebih besar dan lebih mampu memasuki ruang pori yang lebih kecil sehingga
meningkatkan kemampuan tanaman untuk menyerap unsur hara, terutama unsur hara
seperti P, Cu dan Zn. Selain itu juga menyebabkan tanaman lebih toleran
terhadap keracunan logam, serangan penyakit khususnya patogen akar, kekeringan,
suhu tanah yang tinggi dan kondisi pH yang tidak sesuai.
Faktor lingkungan sangat
berpengaruh terhadap perkembangan spora cendawan mikoriza. Kondisi lingkungan
dan edafik yang cocok untuk perkecambahan biji dan pertumbuhan akar tumbuhan
biasanya juga cocok untuk perkecambahan spora cendawan. Cendawan pada umumnya
memiliki ketahanan yang cukup baik pada rentang faktor lingkungan fisik yang
lebar. Mikoriza tidak hanya dapat berkembang pada tanah berdrainase baik, tapi
juga pada lahan tergenang seperti pada sawah. Bahkan pada lingkungan yang
sangat miskin atau lingkungan yang tercemar limbah berbahaya, cendawan mikoriza
masih memperlihatkan eksistensinya.
Ekosistem alami mikoriza di
daerah tropika dicirikan oleh keragaman spesies yang sangat tinggi, khususnya
dari jenis ektomikoriza. Hutan alami yang terdiri dari banyak spesies tumbuhan
dan umur seragam sangat berpengaruh terhadap jumlah dan keragaman mikoriza.
Akumulasi perubahan lingkungan mulai dari penebangan hutan, pembakaran,
kerusakan struktur dan pemadatan tanah akan mengurangi propagula cendawan
mikoriza. Efektivitas mikoriza dipengaruhi oleh faktor lingkungan tanah yang
meliputi faktor abiotik seperti konsentrasi hara, pH, kadar air, temperatur,
pengolahan tanah dan penggunaan pupuk atau pestisida serta faktor biotik
seperti interaksi mikrobial, spesies cendawan, tumbuhan inang, tipe perakaran
tumbuhan inang dan kompetisi antara cendawan mikoriza.
C. Asosiasi Mikoriza dengan Akar Tanaman
Asosiasi terjadi bila
cendawan masuk ke dalam akar atau melakukan infeksi. Proses infeksi dimulai
dengan perkecambahan spora dalam tanah. Hifa yang tumbuh berpenetrasi ke dalam
akar lalu berkembang dalam korteks. Pada akar yang terinfeksi akan terbentuk
hifa interseluler yang tidak bercabang, terletak di ruangan antar sel. Selain
itu juga akan terbentuk hifa intraseluler yang bercabang secara dichotomy
(arbuskular), atau yang membengkok menjadi bulat atau bulat memanjang (vesikel)
dan hifa yang mengering (hifa gelung). Perkembangan arbuskula mengikuti
perkembangan hifa yang masuk ke dalam sel. Arbuskula berkembang dengan sel
korteks dari sub batang pada internal hifa. Vesikel terinisiasi segera setelah
adanya arbuskul pertama, akan tetapi diteruskan berkembang ketika adanya
arbuskul kedua. Fase terakhir, merupakan arbuskul yang memenuhi sel
(terbentuknya batang hifa yang terbaik). Hifa pada jaringan korteks akar
berkembang menyilang seperti dinding pada asosiasi tua. Penetrasi hifa dan
perkembangannya biasanya terjadi pada bagian yang masih mengalami proses
diferensiasi dan proses pertumbuhan. Perkembangan hifa ini tidak merusak sel.