ABSTRAK
Penghutanan
kembali atau Reboisasi
adalah penanaman hutan kembali. Reboisasi merupakan kegiatan untuk menanam
tanaman di hutan, karena tanaman di hutan telah habis, biasanya akibat
deforestisasi atau penggundulan hutan akibat kegiatan manusia.
Adapun tujuan reboisasi dan rehabilitasi hutan adalah sebagai 1.) Meningkatkan
kelestarian hutan, tanah, dan air. 2.) Memperluas persediaan sumber bahan baku
yang berharga bagi masyarakat. 3.) Menyelamatkan hasil usaha pembangunan di
bidang pengairan. Manfaat dari reboisasi adalah untuk Mengurangi erosi,
Pelestraian kesuburan lahan sekitar, Kenaikan penyerapan kadar air tanah,
Perlindungan cekungan air tanah, Restorasi keanekaragaman hayati, Pencegahan
banjir, perlindungan terhadap longsor, Pemanfaatan kayu, buah, dan Penangkapan
dan penyimpanan co2. Adapun Faktor
yang mendukung keberhailan penghutanan
kembali
yaitu Perencanaan yang optimal, Penentuan
lokasi dan luas areal, Penyesuaian
jenis tanaman. Dan ada faktor yang menghambat yaitu Lingkungan, Ketidak sesuaian jenis yang akan di tanam,
Hama dan penyakit,
Ketersedian bibit,
Waktu penanaman.
Dari pengujian dibawah menunjukan kemungkinan suatu prospek yang baik bagi
tanaman jati dengan jarak tanam 3 x 2 m karena kemungkinan tanaman yang hidup
menjadi lebih banyak dan diperoleh tanaman dengan diameter batang yang lebih
besar. Menurut Smith (1962) yang dikutip Syafii Manan (1979), mengatakan bahwa
campur tangan manusia diperlukan dalam proses alami perkembangan hutan,karena
hutan tanpa pengolahan atau salah tidak akan menghassilkan produk macam jumlah
dan nilai yang semestinya.
Pada dasarnya kegiatan reboisasi tersebut dapat dikatakan
berhasil, hal tersebut didasarkan atas ketentuan Direktorat Reboisasi dan
Penghijauan bahwa dapat dikatakan berhasil bila presentase tumbuh tanaman yang
diusahakam minimum sebesar 45 persen.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telah habisnya tumbuhan
yang ada di suatu kawasan hutan sehingga
hutan menjadi gundul
dan mudah terdegradasi. Oleh karena kondisi yang seperti ini sangat di
perlukannya penghutanan kembali atau yang biasanya disebut juga dengan
reboisasi/ pemulihan hutan.
Penghutanan adalah Reboisasi (bahasa Inggris: reforestation) adalah penanaman kembali hutan
yang telah ditebang (tandus, gundul).
Penghutanan
kembali atau Reboisasi
adalah penanaman hutan kembali. Reboisasi merupakan kegiatan untuk menanam
tanaman di hutan, karena tanaman di hutan telah habis, biasanya akibat
deforestisasi atau penggundulan hutan akibat kegiatan manusia.
Reboisasi berarti penanaman pohon di hutan dengan tujuan mengembalikan hutan seperti sedia kala yang penuh dengan tanaman, reboisasi sering juga disebut sebagai pemulihan hutan. Daerah reboisasi sebelumnya ditanami hutan, disebut sebagai reforestasi .
Reboisasi berarti penanaman pohon di hutan dengan tujuan mengembalikan hutan seperti sedia kala yang penuh dengan tanaman, reboisasi sering juga disebut sebagai pemulihan hutan. Daerah reboisasi sebelumnya ditanami hutan, disebut sebagai reforestasi .
Tujuan
Tujuan reboisasi dan
rehabilitasi hutan adalah sebagai berikut :
·
Meningkatkan kelestarian hutan, tanah,
dan air
·
Memperluas persediaan sumber bahan baku
yang berharga bagi masyarakat.
·
Menyelamatkan hasil usaha pembangunan di
bidang pengairan.
Manfaat
- Mengurangi erosi.
- Pelestraian kesuburan lahan
sekitar.
- Kenaikan penyerapan kadar air
tanah.
- Perlindungan cekungan air tanah.
- Restorasi keanekaragaman hayati.
- Pencegahan banjir.
- perlindungan terhadap longsor.
- Pemanfaatan kayu, buah dll.
- Penangkapan dan penyimpanan co2
PEMBAHASAN
Pengertian Reboisasi
Adalah penanaman kembali hutan yang
telah di tebang (tandus, gundul). Reboisasi berguna untuk meningkatkan kualitas
kehidupan manusia dengan menyerap polusi dan debu dari udara, membangun kembali
habitat dan ekosistem alam, mencegah pemanasan global dengan menangkap karbo
dioksida dari udara, serta dimanfaatkan hasilnya (terutama kayu).
Sebab-Sebab Kenapa Harus Melakukan
Reboisasi
1. Melestarikan sumber daya alam
Unsur tata
lingkungan biofisik yang nyata dan berpotensi untuk memenuhi kebutuhanmanusia
demi mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Maka tindakan eksploitasi
harus harus disertai dengan
norma-norma pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam.
2. Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
lingkungan hidup harus menjadi perhatian yang serius di erra saat ini,
meningkatnya kegiatan industri seperti pertambangan telah banyak mengganggu
ekosistem hidup. Maka dari itu kita harus melakukan reboisasi.
3. Untuk meningkatkan Sumber Daya Alam dan
Melestarikan
4. Untuk melestarikan hutan dan mencegah adanya banjir
Cara-Cara Melakukan Reboisasi
Pengolahan sumber daya alam
mencakup beberapa upaya yang dilakukan secara terpadu dan bertahap. Upaya ini
disebut sebagai upaya terpadu karena dalam pengelolahan terhadap beberapa kegiatan
yang dilakukan bersama-sama yaitu melakukan reboisasi. Berikut cara-cara
melakukan reboisasi :
1. Pemanfaatan lingkungan
2. Pengendalian lingkungan
3. Pengawasan lingkungan
4. Kegiatan pemulihan
5. Dan kegiatan pengembangan
lingkungan
Setelah semua itu dilakukan, baru
kita melakukan reboisasi atau yang biasa kita sebut dengan penanaman pohon.
Manfaat Reboisasi
1. Mencegah keseimbangan alam
2. Mencegah terjadinya banjir
3. Mencegah global warming
Perkembangan Reboisasi di
Lingkungan Sekitar
Sejauh ini yang kita lihat
disekitar kita, sudah banyak yang melakukan penanaman pohon, seperti di
sekolah-sekolah atau pun di tempat lain. Usaha melestarikan lingkungan dari
pengaruh dampak pembangunan adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan.
Pengolahan lingkungan yang baik dapat mencegah kerusakan lingkungan akibat
suatu pembangunan proyek. Pengolahan yang baik menjaga ekosistem dengan
mencegah berlangsungnya pembangunan, sebab pembangunan itu perlu untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia. Jadi, yang penting disini adalah membangun
dengan berdasarkan wawasan lingkungan bukan membangun yang berdasarkan wawasan
ekonomi semata saja. Sesuai dengan dampak yang di duga akan terjadi, maka di
tetapkan cara pengelolahan yang akan dilakukan agar tepat guna. Teknologi yang
akan digunakan, ditentukan berdasarkan prinsif efektif, efisien dan biaya
murahan agar dapat ditanggung dari hasil proyek tanpa harus menderita kerugian.
Tujuan dari pengelolahan lingkungan disini terutama mencegah kemunduran
populasi sumber daya alam yang dikelola dan sumber daya alam lainnya yang ada
disekitarnya dan mencegah pencemaran limbah /polutan yang membahayakan. Maka
dari itu mulai sekarang mari kita jaga lingkungan hidup ini dengan cara tingkatkan
penanaman pohon.
Terdapat 2 Faktor Yang Mendukung Keberhasilan
Penghutanan Kembali /Reboisasi Yaitu
1. Faktor yang mendukung keberhailan penghutanan kembali :
·
Perencanaan yang optimal.
·
Penentuan lokasi dan luas areal.
·
Penyesuaian
jenis tanaman.
a. Perencanaan
yang optimal meliputi :
·
Target luas (letak/lokasi,peta kerja
skala 1:10.000 atau 1:20.000).
·
Jenis dan jumlah tanaman untuk
pemeliharaan T+1 dan T+2
·
Pembiayaan (dituangkan dalam rencana
anggaran biaya)
·
Ketersediaan dan kebutuhan tenaga kerja
·
Pengangkutan bibit (termasuk
mekanisme/prosespengangkutan bibit dari tempat pembibitan-penampungan
sementara-lokasi penanaman).
·
Pengadaan sarana dan pembukaan tanaman
·
Organisasi pelaksana pembuatan tanaman
·
Pemasangan ajir pada areal(lubang)
tanaman yang telah dibuat sesuai penyebaran tanaman
·
Model rehabilitasi dapat dilaksanakan
melalui polacemplongan/piringan jalur dll
b. Contoh
Penyesuaian Jenis Tanaman Reboisasi
Jenis
tanaman kehutanan yang sudah ditanam pada proyek reboisasi di hutan lindung
Wosi-Rendani terdiri dari Albizia
falcataria dengan luas tanama 1 hektar, Palaquium spp 1 ha, Caliandra
spp 0,25 ha dan Tectona grandis L.f seluas 1 ha.
2. Faktor yang menghambat:
·
Lingkungan
·
Ketidak
sesuaian jenis yang akan di tanam
·
Hama
dan penyakit
·
Ketersedian
bibit
·
Waktu
penanaman
CONTOH
HASIL KEBERHASILAN PROYEK REBOISASI TANAMAN JATI (TECTONA GRANDIS)
DI HUTAN LINDUNG WOSI-RENDANI KAB. MANOKWARI.
Diambil dari skripsi (Winduadjie,Gembong.
108. Keberhasilan Tanaman Jati (Tectona grandis L.F.) di
Proyek Reboisasi Hutan Lindung Hidrologis Wosi-Rendani Manokwari. Faperta Uncen
(Jurusan Kehutanan). Manokwari. )
Dari hasil pengamatan
di lapangan dan perhitungannya maka persentase tanaman jati yang hidup dan yang
mati untuk masing-masing jarak tanam dan tahun tanam dapat dilihat pada tabel
di baawah ini.
Tahun
tanam
|
Jarak
tanam (m)
|
Luas
(ha)
|
Hidup
|
Mati
|
Jumlah
tanaman
|
Hidup
(%)
|
Mati
(%)
|
Jumlah
(%)
|
1977
|
3
x 1
|
0,69
|
1539
|
791
|
2330
|
66,05
|
33,95
|
100
|
1977
|
3
x 2
|
0,55
|
764
|
153
|
917
|
83,32
|
16,68
|
100
|
1979
|
3
x 3
|
0,71
|
1511
|
864
|
2375
|
63,62
|
36,38
|
100
|
Tabel
di atas menunjukan bahwa persentase tanaman jati yang hidup tertinggi terdapat
pada pertanaman dengan jarak tanam 3 m x 2 m pada tahun 1977 yaitu sebesar
83,32 persen.
Dari
uji chi aquare terhadap jumlah tanaman yang hidup dan yang mati, di mana
dibandingkan dua jarak tanam yang beerbeda (3m x 1m ddan 3m x 2m) dalam tahun
yang sama (1977), diperoleh nilai X².₀₅₍₁₎
= 3,84 maka Ho di terima. Ini berarti bahwa jarak tanam 3 x 2 m lebih baik
dibanding dengan jarak tanam 3 x 1 m. Uji ini dilakukan pula terhadap jarak
tanam sama (3 x 1 m) dan dalam tahun tanam berbeda (1977 dan 1979), terlihat
bawa nilai X². = 3,05. Nilai ini ternyata lebih kecil dibandingkan X².₀₅₍₁₎ = 3,84 maka Ho di
tolak. Ini berarti keadaan tingkat pertumbuhan tanaman dengan jarak tanam 3 x 1
m n baik yang ditanam tahun 1977 maupun 1979 secara statistik tidak menunjukan
perbedaan.
Untuk
mengetahui tingkat pertumbuhan tanaman jati digunakan parameter batang. Hasil
pengukuran diameter batang disajikan dalam tabel
Rata-rata
diameter batangdari kelas interval diameter batang menurut tahun tanam dan
jarak tanam.
Tahu
tanam
|
Jarak
tanam (m)
|
Rata-rata
diameter batang dan kelas interval diameter batang (m)
|
1977
|
3
x 1
|
7,66
± 3,22
|
1977
|
3
x 2
|
10,10
± 3,35
|
1979
|
3
x 1
|
5,31
± 2,37
|
Dengan menggunakan
uji-t, diketahui bahwa diameter batang terbesar diperoleh pada jarak tanama 3 m
x 2 m, yang berbeda nyata dengan diameter batang pada jarak tanam 3 m x 1 m. Di
antara jarak tanam 3 m x 1 m, baik yang di tanam tahun 1977 maupun tahun 1979
besar diameter batang berbeda secara sangat nyata.
Dari pengujian diatas
menunjukan kemungkinan suatu prospek yang baik bagi tanaman jati dengan jarak
tanam 3 x 2 m karena kemungkinan tanaman yang hidup menjadi lebih banyak dan
diperoleh tanaman dengan diameter batang yang lebih besar. Hal ini menunjukan
pula bahwa dengan jarak tanam tersebut persaingan antara tanaman-tanman jati
sendiri berkurang. Salah satu penyebab kematian tanamanreboisasi dan
penghijauan adalah persaingan gulma yang cukup kuat di samping adanya semak
belukar. Menurut Smith (1962) yang dikutip Syafii Manan (1979), mengatakan
bahwa campur tangan manusia diperlukan dalam proses alami perkembangan
hutan,karena hutan tanpa pengolahan atau salah tidak akan menghassilkan produk
macam jumlah dan nilai yang semestinya.
Pada dasarnya kegiatan
reboisasi tersebut dapat dikatakan berhasil, hal tersebut didasarkan atas
ketentuan Direktorat Reboisasi dan Penghijauan bahwa dapat dikatakan berhasil
bila presentase tumbuh tanaman yang diusahakam minimum sebesar 45 persen.
KESIMPULAN
Ø Tanaman jati di
proyek reboisasi hutan lindung wosi – rendani menunjukkan keberhasilan tumbuh
pada umur 6 tahun (tahun tanam 1977), di mana tanaman jati dengan jarak tanam 3
x 2 m memberikan persentase tumbuh sebesar 83,33 persen sedangkan untuk jarak
tanam 3 x 1 m persentase tumbuhnya 66,05 persen. Pada umur 4 tahun dengan tahun
tanam yang berbeda (1979) tanaman jati dengan jarak tanam 3 x 1 m persentase tumbuhnya
63,02 persen.
Ø Persentase
tumbuh tanaman jati pada jarak tanam 3 x 2 lebih besar dibandingkan dengan persentase
tumbuh tanaman jati pada jarak tanam 3 x 1 m.
Ø Diperlukannya penghutanan kembali pada suatu hutan
gundul untuk meningkatkan nilai ekologis dan ekonomis pada lahan tersebut.
Ø Diperlukan kesesuaian jenis tanaman pada suatu lahan
tertentu.
Ø Untuk mendapatkan kberhasilan penghutanan kembali,
dalam pelaksanaan harus memiliki perencanaan yang matang,
penyesuaian jenis tanaman dengan lingkungan dll.
DAFTAR PUSTAKA
Diambil dari skripsi
(Winduadjie,Gembong. 108. Keberhasilan Tanaman Jati (Tectona grandis L.F.)
di Proyek Reboisasi Hutan Lindung Hidrologis Wosi-Rendani Manokwari. Faperta
Uncen (Jurusan Kehutanan). Manokwari. )
http://iarifwidodo.blogspot.com/2012/11/reboisasi-hutan.html
diambil pada hari sabtu,1 juni 2013 jam 04.21
http://fitrapurnamaagung.blogspot.com/2012/05/pembahasan-ke-2.html
diuploadtanggal 1 juni 2013 pukul 4.53
No comments:
Post a Comment
anda dapat bergabung dengan blogku tanpa pengecualian